Menurut Ausubel ada dua jenis belajar : (1) Belajar bermakna(meaningful
learning) dan (2) Belajar menghafal (rote learning). Belajarbermakna
adalah suatu proses belajar di mana informasi baru dihubungkandengan
struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedangbelajar.
Sedang Noeng Muhadjir mengatakan bahwa belajar bermakna yangdimaksud
Ausubel adalah dimilikinya kesiapan belajar karena telahmemahami hakiki
substansial dan hakiki kebutuhan individual dari apa yang sedang dan
akan dipelajari. Sedangkan belajar menghafal adalah siswaberusaha
menerima dan menguasai bahan yang diberikan oleh guru atau yangdibaca
tanpa makna.Sebagai ahli psikologi pendidikan Ausubel menaruh
perhatian besarpada siswa di sekolah, dengan memperhatikan/memberikan
tekanan-tekananpada unsur kebermaknaan dalam belajar melalui bahasa
(meaningful verballearning). Kebermaknaan diartikan sebagai kombinasi
dari info rmasi verbal,konsep, kaidah dan prinsip, bila ditinjau
bersama-sama. Oleh karena itubelajar dengan prestasi hafalan saja tidak
dianggap sebagai belajarbermakna.
Maka, menurut Ausubel supaya proses
belajar siswa menghasilkansesuatu yang bermakna, tidak harus siswa
menemukan sendiri semuanya.Malah, ada bahaya bahwa siswa yang kurang
mahir dalam hal ini akan banyakmenebak dan mencoba-coba saja, tanpa
menemukan sesuatu yang sungguhberarti baginya. Seandainya siswa sudah
seorang ahli dalam mengadakanpenelitian demi untuk menemukan kebenaran
baru, bahaya itu tidak ada;tetapi siswa bukan ahli, maka bahaya itu
ada.Di lain pihak Ausubel mengakui bahwa pengetahuan dan pemahamanyang
baru harus diintegrasikan ke dalam kerangka kognitif yang sudah
dimiliki oleh siswa; jadi mirip dengan Bruner tentang bangunan mental
yangterstruktur. Karena itu, Ausubel tidak memandang belajar dengan
menghafalsaja sebagai hasil belajar yang bermakna, karena hasil itu
tidak dikaitkandengan isi dalam kerangka kognitif yang tersusun secara
hierarkis apalagidiintegrasikan kedalamnya.Ia juga berpendapat bahwa
pemerolehan informasi merupakan tujuanpembelajaran yang penting dan
dalam hal-hal tertentu dapat mengarahkanguru untuk menyampaikan
informasi kepada siswa. Dalam hal ini gurubertanggung jawab untuk
mengorganisasikan dan mempresentasikan apa yangperlu dipelajari oleh
siswa, sedangkan peran siswa di sini adalah menguasaiyang disampaikan
gurunya.
Belajar dikatakan menjadi bermakna (meaningful learning)
yangdikemukakan oleh Ausubel adalah bila informasi yang akan dipelajari
pesertadidik disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki
peserta didik itusehingga peserta didik itu mampu mengaitkan informasi
barunya denganstruktur kognitif yang dimilikinya.Belajar seharusnya
merupakan apa yang disebut asimilasi bermakna,materi yang dipelajari di
asimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuanyang telah dipunyai
sebelumnya. Untuk itu diperlukan dua persyaratan : a. Materi yang
secara potensial bermakna dan dipilih oleh guru dan harussesuai dengan
tingkat perkembangan dan pengetahuan masa lalu pesertadidik.b.. Diberikan
dalam situasi belajar yang bermakna, faktor motivasionalmemegang
peranan penting dalam hal ini, sebab peserta didik tidak
akanmengasimilasikan materi baru tersebut apabila mereka tidak
mempunyaikeinginan dan pengetahuan bagaimana melakukannya. Sehingga hal
iniperlu diatur oleh guru, agar materi tidak dipelajari secara hafalan. Berdasarkan uraian di atas maka, belajar bermakna menurut
Ausubeladalah suatu proses belajar di mana peserta didik dapat
menghubungkaninformasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya
dan agarpembelajaran bermakna di perlukan 2 hal yakni pilihan materi
yang bermaknasesuai tingkat pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki
siswa dan situasibelajar yang bermakna yang dipengaruhi oleh
motivasi.Dengan demikian kunci keberhasilan belajar terletak
padakebermaknaan bahan ajar yang diterima atau yang dipelajari oleh
siswa.Ausubel tidak setuju dengan pendapat bahwa kegiatan belajar
penemuan(discovery learning) lebih bermakna daripada kegiatan belajar
penerimaan(reception learning). Sehingga dengan ceramahpun asalkan
informasinya bermakna bagi peserta didik, apalagi penyajiannya
sistematis akan dihasilkanbelajar yang baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar